Jorge Lorenzo dan Andrea Dovizioso © Ducati

Ketika banyak pihak lebih fokus pada pertarungan antara dua rider muda, Marc Marquez dan Maverick Vinales, ada satu rivalitas lagi yang layak disaksikan, yakni rivalitas antara duet pembalap Ducati Corse, Jorge Lorenzo dan Andrea Dovizioso, yang ternyata juga menempuh perjalanan panjang.

Jika rivalitas Marquez dan Vinales dimulai sejak mereka masih anak-anak, rivalitas Lorenzo dan Dovizioso dimulai ketika keduanya masih remaja, bahkan sebelum turun di kejuaraan Grand Prix. Sejak turun di Grand Prix pada 2002 lalu, hingga kini keduanya menjadi rival di lintasan yang sama sebanyak 250 kali.

Meski dikenal punya hubungan baik, kedua rider ini tetap bertekad kembali bertarung sengit mulai musim ini, di mana mereka akan sama-sama mengendarai Desmosedici. Inilah perjalanan rivalitas Jorge Lorenzo vs Andrea Dovizioso.

Kejuaraan Eropa dan Debut GP

Sejak remaja, kedua rider ini memang sudah menjadi rival sengit, yakni saat masih sama-sama turun di kejuaraan-kejuaraan Eropa. Bersama-sama pula, mereka menjalani debut kejuaraan Grand Prix, yakni di kelas GP125 pada 2002 silam.

Uniknya, Dovizioso yang setahun lebih tua menjalani debut Grand Prix sejak seri pertama seperti kebanyakan pembalap, sementara Lorenzo baru diperbolehkan turun lintasan pada hari Sabtu pada seri ketiga di Jerez, Spanyol, yakni hari di mana ia tepat berusia 15 tahun.

Saat turun di GP125 pada tiga tahun pertama, Dovizioso membela Honda, sementara Lorenzo setia kepada Derbi. Selama berkarir di kelas teringan ini pula, Dovizioso selalu sukses mengalahkan peringkat Lorenzo di setiap akhir musim.

GP125 Qatar 2004

Jorge Lorenzo dan Andrea Dovizioso di GP125 Qatar 2004. © PecinoGP

Balapan ini menandai pertama kalinya Sirkuit Losail menggelar balapan Grand Prix, dan disebut-sebut sebagai salah satu balapan GP125 terketat dalam sejarah, yang melibatkan pertarungan Lorenzo vs Dovizioso. Dalam seri ke-13 ini, Dovizioso tengah berusaha mengunci gelar dunia, sementara Lorenzo bertekad meraih kemenangan. Keduanya pun bertarung sampai garis finis.

Saat finis, tak satupun dari keduanya melakukan selebrasi karena tak tahu siapa yang berhasil merebut kemenangan. Pasalnya, keduanya melintasi garis finis secara bersamaan. Setelah dilihat dari hasil photo finish, keduanya terbukti melewati garis finis di titik yang sama. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Grand Prix, Race Direction pun menentukan pemenang berdasarkan dari lap time tercepat, dan Lorenzo keluar sebagai pemenang.

Persaingan di GP125 & GP250

Sepanjang musim 2004, Dovizioso harus menghadapi perlawanan sengit dari Lorenzo. Dovizoso sukses merebut 11 podium, termasuk lima kemenangan, sementara Lorenzo mengoleksi tujuh podium, termasuk tiga kemenangan. Dovizioso pun mengakhiri musim sebagai juara dunia, sementara Lorenzo harus puas duduk di peringkat keempat.

Mereka pun sama-sama naik ke kelas GP250 pada 2005, di mana mereka sama-sama mengendarai motor Honda di tim yang berbeda. Dovizioso mengakhiri musim di peringkat ketiga, sementara Lorenzo duduk di peringkat kelima.

Pada musim 2006-2007, Lorenzo pindah ke Aprilia dan melancarkan aksi balas dendam besar-besaran pada Dovizioso. Ia sukses besar meraih 23 podium yang 17 di antaranya merupakan kemenangan, sementara Dovizioso mengumpulkan 21 podium yang hanya empat di antaranya merupakan kemenangan.

Dalam dua musim balap tersebut, Lorenzo berhasil merebut dua gelar dunia secara beruntun, sementara Dovizioso duduk di peringkat runner up juga secara beruntun.

Debut MotoGP

Prestasi gemilang Lorenzo di GP250 membuat tim pabrikan Yamaha Motor Racing, Fiat Yamaha menggaetnya ke MotoGP pada 2008, untuk ditandemkan dengan Valentino Rossi. Dovizioso juga naik ke MotoGP pada tahun yang sama, tetap membela Honda dan diletakkan di salah satu tim satelit, JiR Scot Honda.

Dalam debutnya ini, statistik prestasi Lorenzo dan Dovizioso juga tak jauh berbeda. Lorenzo mengakhiri musim 2008 di peringkat keempat, sementara Dovizioso duduk di peringkat kelima. Prestasi Dovizioso dianggap cukup baik bila dibandingkan dengan Lorenzo, mengingat ia sekadar membela tim satelit dengan perangkat seadanya.

Karir di Kelas Tertinggi

Pada tahun 2009, Dovizioso membela tim pabrikan Honda, Repsol Honda untuk menggantikan juara dunia 2006, Nicky Hayden. Prestasinya masih kalah dengan Lorenzo, namun sukses tampil kompetitif dan tak terlalu jauh tertinggal. Saat Lorenzo sukses meraih gelar dunia pada 2010, Dovizioso duduk di peringkat kelima.

Pada tahun terakhirnya membela Repsol Honda pada musim 2011, Dovizioso sukses menduduki peringkat ketiga, di mana Lorenzo berada di peringkat runner up. Keduanya pun kembali dinaungi pabrikan yang sama pada tahun 2012, di mana Lorenzo membela Yamaha Factory Racing dan Dovizioso membela Monster Yamaha Tech 3. Pada musim tersebut, Lorenzo sukses kembali merebut gelar, sementara Dovizioso duduk di peringkat keempat.

Sementara Lorenzo terus menjadi rider papan atas MotoGP bersama Yamaha, petualangan baru dialami Dovizioso sejak 2013, di mana ia digaet oleh Ducati dan dijadikan ujung tombak pengembangan Desmosedici. Dovizioso pun menyemat status sebagai rider utama pabrikan asal Italia tersebut, dan terbukti membantu mereka bangkit dari keterpurukan.

Tandem di Ducati

Jorge Lorenzo dan Andrea Dovizioso © Ducati

Rivalitas Lorenzo dan Dovizioso pun diprediksi bakal kian sengit usai Lorenzo memutuskan bergabung dengan Ducati mulai musim ini. Dovizioso sendiri mengaku sama sekali tak keberatan, dan justru tertantang untuk membuktikan siapa yang lebih hebat di antara mereka, apalagi kini keduanya memiliki senjata yang sama, Desmosedici GP17.

Dengan pengalaman empat tahun membela Ducati, Dovizioso memang sudah lebih jauh mengenal Desmosedici hingga segera paham cara mengendalikan motor yang mesinnya disebut-sebut sebagai mesin paling powerful di MotoGP. Sementara Lorenzo, terbukti masih terseok-seok saat menjalani uji coba pramusim.

Meski begitu, musim ini akan dimulai di Sirkuit Losail, Qatar pada 23-26 Maret, yakni sirkuit yang dikenal sangat bersahabat dengan Ducati. Selama ini, Lorenzo bersama Yamaha dikenal selalu tampil kompetitif di Losail, namun Dovizioso bersama Ducati juga sukses finis sebagai runner up dalam dua tahun terakhir.

Pertarungan mereka pun diprediksi bakal berlanjut di Qatar, dan akan terus berlangsung selama keduanya masih bertandem di Ducati. Dengan perjalanan panjang ini, duel Lorenzo vs Dovizioso tak kalah menarik untuk disaksikan mulai musim ini, Bolaneters!

*) Artikel ini juga ditayangkan di Bola.net.